Jumat, 11 Januari 2013

JUNGLE SURVIVAL bag 1



PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Hutan Indonesia memiliki kondisi lingkungan yang bervariasi sesuai dengan faktor Geografis dan Topografisnya. Hutan ini terdiri dari Hutan tropis, Hutan hujan tropis, padang rumput dan rawa atau hutan mangrope(bakau). Keberadaan manusia di hutan disebabkan oleh beberapa hal yaitu karena sengaja memasuki hutan tersebut, adanya musibah pesawat terbang yang jatuh kedalam hutan atau karena sebab lain. Hal yang terjadi di hutan kadangkal tidak dapat terduga sebelumnya dan membuat seseorang atau sekelompok orang yang berada didalamnya mungkin dalam keadaan tidak menentu.. Hal ini bisa disebabkan oleh pengaruh lingkungan hutan yang asing dari kebiasaan sehari-hari, atau dalam kondisi darurat dimana sarana terbatas kurangnya kemampuan untuk beradaptasi dan kondisi hutan

B. Maksud dan Tujuan
Pengetahuan Jungle Survival dapat memberikan gambaran dan tindakan yang harus dilakukan untuk mempertahankan hidup dihutan. Dengan berbekal pengetahuan, semangat hidup yang tinggi, berdoa dan berusaha, diahrapkan berhasil apabila menghadapi kondisi survival dihutan. Sehingga suatu saat mampu menghadapi kondisi di medan kritis, setelah melatih diri untuk dapat berinisiatif dan mampu menghadapi kesulitan yamg dihadapi


KONDISI JUNGLE SURVIVAL

A. Pengertian Jungle Survival
Jungle survival adaalh suatu keadaan yang tidak menentu yang dihadapi seseorang atau sekelompok oarang pada daerah terasing dan terisolir dihutan. Survive berarti mampu mempertahankan hidup dan lolos dari kondisi yang tidak menentu. Sedangkan Survivor adalah individo atau kelompok orang yang berusaha mempertahankan hidup pada keadaan atau kondisi tidak menentu yang tidak dapat diduga sebelumnya.

B. Problema Jungle Survival
Problema atau masalah yang berpengaruh tergantung pada situasi yang dihadapi dan satu sam lain memiliki hubungan sebab akibat. Masalah ini berasal dari tiga aspek yaitu :
  1. Aspek psikologis yang merupakan masalah mental. Contoh : takut, cemas, panik, terasing, bosan, kesepian, tertekan dan putus asa
  2. Aspek fisiologis yang berkaitan dengan masalag fisik. Contoh : lapar, haus, lelah, mengantuk dan sakit
  3. Aspek lingkungan yang merupakan pengaruh luar yang menimpa survivor. Contoh : panas, dingin, hujan, angin, hewan berbahaya, hutan lebat dan medan berbahaya
Kemampuan setiap individu berbeda dalam menghadapi pengaruh tersebut. Seseorang yamg biasa hidup dengan berbagai fasilitas akan sulit menghadapinya apabila tidak pernah berlatih dan tidak ditunjang dengan pengetahuan survival

C. Tindakan pada saat Jungle Survival
Tahap awal sebelum melakukan tindakan adalah survivor menyadari kondisi yang sedang dialaminya, yaitu dimana survivor berada, sehingga tidakan yang diamabil berdasarkan kebutuhannya dan tidak melakukan hal yang tidak beguna.

1. Tindakan Umum
Dalam menghadapi situasi yang sulit berusahalah untuk tenang, istirahat yang cukup, perhatikan kondisi tubuh dan ingat pedoman STOP.
S-Stop, berhenti dan beristirahat
T-Thinking, berfikirlah sadari masalah yang dihadapi
O-Observe, amati keadaan sekeliling
P-Planning, buat rencana mengenai tindakan atau usaha yang akan dilakukan
Problem atau masalah yangdihadapi soseorang akan lebih banyak daripada berkelompok, karena semua resiko yang akan terjadi hanya dihadapi oleh satu orang. Jangan bertindak sendiri-sendiri jika seorang survivor labih dari satu orang. Adanya pembagian tugas dan kerjasama kelompok dapat menghemat waktu dan tenaga demikian pula masalah psikologis akan lebih teratasi. Timbuhkan rasa kebersamaan kelompok dan toleransi antar individu. Pilih seorang yang dianggap mampu untuk jadi pemimpin. Buatlah rencana dan ambil keputusan berdasarkan musyawarah.

2. Tindakan Saat Musibah
a. Bebrapa pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk tetap tinggal dilokadi dan menunggu pertolongan SAR.
1. Survivor mengetahui bahwa telah diketahuai hubungan radio atau rute perjalanan ada yang mengetahui.
2. Cari daerah yang terbuka untuk memudahkan tim SAR menemukan atau mengetahui dan bisa melakukan komunikasi lapangan
3. Cari lokasi yang terdapat sumber air dan makanan
4. Menangani survivor yang menderita
Tindakan yang dilakukan :
1. Rawat survivor yang sakit atau menderita
2. Membuat tempat berlindung dari cuaca buruk dan hewan berbahaya
3. Hemat pesediaan makanan yang ada dan beruasaha mencari tambahan disekitar lokasi
4. Siapkan dan buatlah tanda darat keudara dengan piroteknik maupun dengan tanda lainnya seperti smoke signal, flare, cermin, kain warna kontras, asap dari membakar sampah dan lain-lain


b. Tindakan bila meninggalkan lokasi :
1. Siapkan bahan dan perlengkapan yang berguna dan dapat dibawa dalam perjalanan
2. Tentukan arah yang dituju berdasarkan kompas, matahari atau alat petunjuk lainnya
3. Tinggalkan pesan yang berisi jumlah survivor, kondisi fisik, perlengkapan dan bahan yang dibawa, serta arah yang diatuju.
4. Buatlah jejak yang jelas selama melakukan perjalanan
5. Ikutilah punggungan gunung dan jangan mengikuti lembah atau sungai apabila berada didaerah pegunungan
6. Carilah makanan dan air sebelum persediaan yang dibawa habis
7. Cari dan buatlah tempat perlindungan atau bivaok dan jangna melakukan perjalanan malam
8. Buatlah perapian untuk memasak, mengahangatkan tubuh dan untukmelindingi diri dari serangga dan hewan berbahaya

TEKNIK JUNGLE SURVIVAL

A. Menentukan Arah Dan Lintasan

Pada keadaan tersesat maka tindakan awal sebelum melakukan perjalanan adalah melakukan orientasi medan, kemudian memilih lintasan yang aman sehingga tujuan untuk keluar dari kondisi survival dapat tercapai.
1. Menentukan Arah
a. Berpedoman pada arah matahari, matahari selalu terbit dari timur dan terbenam arah barat
b. Berpedoman pada bintang, rasi bintang crux atau bintang salib, garis diagonalnya bila ditarik sampai kekaki langit, menunjukkan arah selatan
c. Berpedoman pada lumut di pohon, pada daerah terbuka, cari sebuah pohon dan lihatlah lumuat yang menempel pada pohon tersebut, lumut yang lebih tebal menunjukkan arah barat sedangkan yang tipis arah timur. Petunjuk ini tidak berlaku untuk daerah lereng atau lembah atau hutan lebat
2. Memilih Lintasan
a. Melakukan perjalanan didataran rendah :
Pertama tentukan arah yang dituju, hal ini dimaksudkan untuk menghindari lintasan yang tidak mementu atau berputar-putar disekitar lokasi. Apabila menghadapi sungai yag besar dan sulit disebrangi maka ikutilah aliran sungai tersebut sebagai pedoman untuk keluar dari daerah survival, karena kemungkinan akan melewati perkampungan penduduk
b. Melakukan perjalanan dipegunungan :
Tentukan arah dan ikuti punggungan gunung. Jangan berjalan di lembah atau pada aliran sungai, karena sungai dipegunungan cukup curam dan kadang kala membentuk air terjun

B. Jejak

Pada kawasan hutan banyak ditemui jejak yang merupakan tanda yang menunjukkan adanya manusia atau hewan. Bentu ini perlu diketahui agar dapat membedakan individu yang melintas daerah tersebut. Jejak dapat pula sebagai penunjuk arah pergerakan SURVIVOR
1. Jejak hewan
Berupa telapak kaki, kotoran dan sibakan tumbuhan, dapat menunjukkan jenis hewan tersebut, ukuran tubuh, habitat, makanan, pola dan tingkah laku. Sehingga dapat diambil tindakan membuat jerat atau menghindari hewan berbahaya
2. Jejak manusia
Berupa telapak kaki, sepatu atau sandal, sibakan atau patahan tumbuhan, bekas bacokan pada pohon dan sampah. Sehingga dapat menunjukkan aktivitas aktivitas seseorang sebagai pemburu, perambah hutan, penjelajah atau survivor
3. Membuat jejak
Usaha survivor untuk keluar dari kondisi survival dalam melakukan pergerakan dapat membuat membuat jejak yang jelas agar Tim SAR mudah melacak. Jejak ini dapat dibuat sesuai dengan alat atau barang yang dibawa atau tanpa alat
1. Menggunakan alat atau barang
a. Potongan tali yang diikatkan pada batang pohon-pohon dengan jarak tertentu sesuai medan
b. Tebasan dan bacokan golok atau pisau pada pohon
c. Sampah, potongan kain dan barang lain terutama yang berwarna mencolok, diletakkan pada jarak tertentu sepanjang jalu yang dilalui
2.Tanpa menggunakan alat
a. Menyibakan atau mematahkan tumbuhan
b. Mencabut dan meletakkan kembali tumbuan semak yang berwarna mencolok
c. Menyi\usun batu atau ranting membentuk panah
d. Memperjelas jejak kaki atau sepatu pada tanah gembur

C. Mencari air

Air merupakan kebuutuhan pokok manusia. Dalam survive, penggunaan air harus dihemat dan jangan melakukan tindakan yang tidak perlu karena kebutuhan air akan meningkat. Ketersediaan air dihutan cukup banyak dan dapat diproleh dari berbagai sumber. Berdasarkan sumbernya, air diperoleh perlu dimurnikan dahulu, ada pula yang langsung dapat diminum.
1. Air yang dimurnikan
Air ini perlu diendapkan atau dimasak karena kemungkinan keruh, mengandung cacing dan mikroorganisme yang berbahaya.
Air ini adalah sebagai berikut
a. Air yang berasal dari sungai yang besar
b. Air genangan
c. Air dari perasan lumut
d. Air dari tebasan pohon pisang
e. Air dari bunga kantung semar
f. Air dari hasi menggali pasir dari sungai kering
g. Air sungai pegunungan, walaupun dapat diminum langsung, alangkah baiknya dimasak dulu
2.Air yang dapat langsung diminum
a. Air hujan yang ditampung pada daun lebar, ponco dan alat lainnya
b. Air berasal dari mata air
c. Air embun pada daun
d. Air dari tebasan rotan dan akar gantung atau liana
e. Air pada ruas bambu
f. Air dari tebasan dari bunga(manggar) aren, nipah atau jenis palem lainnya
g. Air hasil pengembunan dengan cara menyelubungi ranting pohon berdau lebat dengan plastik besar

D. Tempat berlindung
Kendala survivor saat tidak melakukan perjalanan tergantung dari kondisi lingkungan dilokasi tersebut. Mencari atau membuat tempat berlindung sangat diperlukan untuk menghadapi pengaruh cuaca, hewan berbahaya atau kondisi medan, sehingga kebutuhan istirahat terbutuhi secara aman. Membuat tempat berlindung harus disesuaikan dengan jumlah survivor, alat atauperlengkapan yang ada, sarana yang disediakan oleh alam danberapa ;ama survivor pada lokasi tesebut
Macam-macam tempat berlindung
1. Gua atau Gua atau cekungan
2. Pohon tumbang
3. Lubang besar pada pohon
4. Bivoak yang dibuat dari rangka batang dan susunan daun lebar
5. Bivoak dengan bahan ponco, plastik, parasut dan bahan lebar lainnya
6. Didaerah rawa dapat dilakukan dengan membuat para-para, dengan jaring(hammock) dan duduk pada cabang dengan tubuh di ditambat tali kepohon
Pergerakan malam dihutan sangat berbahaya, cari dan buatlah tempat berlindung sebelum matahari terbenam

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat bivoak :
1. Pilih lokasi yang datar
2. Bivoak tidak bocor dan tegenang air saat hujan
3. Tidak pada aliran air
4. Terlindung dari terpaan angin
5. Tidak didasar lembah atau dekat lereng terjal
6. Tidak pada lintasan binatang buas
7. Tidak berada dibawah pohon lapuk
8. Lokasi dekat dengan sumber air jika survivor tidak berpindah-pindah
Dalam pembuatan bivoak dibutuhkan kerjasama kelompok, buatlah bentuk yang sederhana sehingga dapat menghemat waktu dan tenaga. Lantai bivoak sebaiknya diberi alas dengan daun-daun kering atau dengan alat yang dibawa agar tubuh tudak kehilangan panas akibat kontak langsung dengan tanah

E. Perapian

Api sangat diperlukan untuk memasak, menghangatkan tubuh pada cuaca dingin dan mengusir serangga. Beberapa hewan tidak akan mendekat apabila ada perapian. Asap dari hasil pembakaran dapat dijadikan tanda dari darat ke udara sehingga memudahkan Tim Sar untuk mengetahui posisi survivor berada. Untuk membuat perapian dibutukan 3 unsur yaitu : bahann bakar, udara dan sumber panas

1. Bahan bakar
Kayu kering dan tidak bergabus sangat baik untuk membuat perapian, kumpulkan kayu dan ranting , kemudian potong dan dibelah. Jika hanya menemukan kayulembab, maka bauanglah kulitnya dan iris tipis membentuk serpihan. Getah damar yang mengandung terpetin dapat digunakan sabagai bahan bakar pemicu, demikian pula kalau ada lilin, kain atau bahan lain yang mudah terbakar
2. Udara
Dalam proses pembakaran membutuhkan udara, maka susunan kayu jangan terlalu rapat agar sirkulasi cukup. Susunan ini dapat membentuk piramda atau kerucut
3. Sumber panas
a. Berasal dari korek api
b. Sinar matahari yang difokuskan melalui lensa cembung atau kaca pembesar
c. Gesekan bambu dengan bambu
d. Gesekan busur dengan gurdi
e. Benturan golok atau pisau baja pada batu
f. Dari alal lain seperti : batu pematik atau fire starter yang ada pada survival kit.
Membuat perapian membutuhkan ketekunan dan kesabaran. Tentukan lokasi yang aman dan perhatikan arah angin sehingga asap yang ditimbulkan tidak mengganggu. Hematlah korek api saat membuat perapian tanpa korek api sangat sulit, jagalah api yang sedang menyala dan matikan apabila akan meninggalkan lokasi

F. Makanan Manusia sanagat membutuhkan makanan untuk kelangsungan proses metabolisme dalam tubuh, kebutuhan makanan ini bersumber dari tumbuhan atau hewan. Ketersediaan makanan sangat tergantung pada kondisi lingkungan dan kemampuan untuk memanfaatkan jenis tumbuhan danhewan dalam keadaan survival. Dalam pengusahaan dan pengaturan makanan yang perlu diperhatikan adalah fungsi untuk tubuh. Makanan yang baik adalah makanan yang mengandung banyak karbohidrat, hindarilah makanan kering, banyak pati, banyak bumbu dan daging apabila ketersediaan air terbatas. Dalam keadaan survive, tenaga yang dimiliki sangat tergantung dari makanan, oleh karena itu jangan gelisah dan menghambur-hamburkan tenaga secara percuma sebab kebutuhan makanan dan air akan meningkat. Usahakan mengelola atau memasak bahan makanan yang didapat, hal ini penting untuk mensterilkan bahan makanan dan dapat untuk mempermudah kerja pada alat pencernaan
.( Diambil dari buku SEKOLAH SAR YAYASAN KAPINIS INDONESIA )